Selasa, 05 April 2016

Negara Terbaik Bisnis Material dan Bahan Bangunan

Kondisi perekonomian global yang tak bergairah seperti saat ini, membuat orang memutar otak lebih keras lagi untuk mengamankan aset-aset miliknya.
Orang berduit biasanya membeli campuran antara saham domestik dan global atau obligasi. Namun mereka juga lebih berani menemukan cara lain untuk memperluas kepemilikan aset, seperti berinvestasi pada real estate global.
Patut diingat, investor juga harus pandai memilih saat hendak membeli rumah atau kondominium di pasar global. Mereka harus tahu lokasi properti mana yang masih bisa terus tumbuh, paling banyak dikunjungi warga internasional.
“Ini bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga portofolio selama kemerosotan yang terjadi,” kata Ashley Osborne, Direktur Eksekutif properti internasional berbasis di Hong Kong untuk Colliers International mengutip laman BBC, Rabu (2/9/2013).
Maklum, harga perumahan relatif kebal terhadap pergerakan pasar global. Harga material bangunan lebih bergantung pada faktor-faktor lokal, seperti pasokan dan permintaan harga bahan bangunan, pertumbuhan negara atau kota di mana properti berada dan  belanja konsumen lokal.
Sementara dari sisi pendapatan, patut diperhitungkan soal penawaran imbal hasil. Karena beberapa orang membeli properti sebagai investasi murni. Jadi, di mana tempat terbaik untuk membeli atau menyewa properti, berikut 4 pilihannya:
1. Jepang
Negara ini telah mengalami perubahan ekonomi cukup drastis. Bank Sentral Jepang telah memulai pelonggaran program multi miliar kuantitatif, yang tampaknya akan memacu pertumbuhan ekonomi negara ini.
Kebijakan ini juga telah membuat negara itu lebih menarik bagi investor real estate. Berkat program pembelian obligasi pemerintah, yield obligasi 10 tahun pemerintah Jepang telah mencapai posisi terendah sepanjang masa.
Dengan level 0,8%, itu menjadi lebih mudah untuk meminjam uang guna mendanai pembelian properti atau yang lainnya. Itu juga membantu meningkatkan sewa dan harga perumahan di negara ini.
2. Latvia
Keindahan menjadi daya tarik properti di Latvia. Apalagi imbal hasil yang diberikan mencapai 5,4 % kian menggairahkan investor properti harga bahan bangunan ataupun harga material bangunan.
Daerah ini terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik setelah terkena resesi pada 2010. Produk domestik bruto Latvia – ukuran penting tentang kesehatan dan keuangan suatu negara yang mengukur nilai barang dan jasa suatu negara menghasilkan – naik lebih dari 5% pada 2011 dan 2012.
3. Manhattan, AS
Kota terpadat di Amerika, Manhattan terkenal karena biaya sewa propertinya yang tinggi. Tetapi apa yang buruk untuk penyewa justru baik bagi pemilik properti.
Di kota ini, investor dapat mengharapkan hasil tahunan 6%. Meski diakui tidak setiap investor mampu membeli properti di kota ini. Maklum, harga rata-rata untuk sebuah kondominium mencapai US$ 865 ribu pada Juli, naik 5,4 % dari tiga bulan pertama tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar